Mitra Bentala mengirimkan delegasi untuk mengikuti pertemuan Asia Pasific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (APMCDRR), yang diselenggarakan oleh United Nation Disaster Risk Reduction (UNDRR). Kegiatan yang diselenggarakan selama 5 hari tersebut bertempat di Philippines International Convention Centre (PICC) Kota Manila, sejak tanggal 14 hingga 18 Oktober 2024.
Foto: Opening ceremony oleh Presiden Philipina
Pertemuan dihadiri oleh berbagai perwakilan negara-negara Asia Pasifik mulai dari Pemerintah negara-negara Asia Pasifik, CSO, komunitas, dan berbagai NGO internasional. Pertemuan tersebut dilakukan dengan berbagi kegiatan dan berbagi pembelajaran yang dilakukan oleh berbagai negara untuk pengurangan risiko bencana. Acara dibuka secara langsung oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Hadir juga dalam pertemuan tersebut H.E. Kamal Kishore selaku Sekretaris Jenderal dan Pimpinan untuk Pengurangan Risiko Bencana Perserikatan Bangsa Bangsa (UNDRR), Maria Antonia Yulo Loyzaga Menteri Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Philipina, dan perwakilan negara-negara Asia Pasifik.
Foto: Bapak Rizani (Direktur Eksekutif Mitra Bentala)
Rizani, selaku Direktur Eksekutif Mitra Bentala menyampaikan “Banyak hal yang dapat menjadi informasi dan pengetahuan yang disampaikan oleh para pihak dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Selain dari Mitra Bentala, hadir juga NGO Paluma Nusantara, perwakilan komunitas yang selama ini menjadi lokasi program PRB yaitu Ketua Forum PRB Desa Maja Kecamatan Kalianda dan Ketua FPRB Desa Rajabasa, Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Agenda kami secara khusus melakukan pertemuan dan berbagi pengalaman dengan negara Kamboja, Laos, Nepal, Philippina, Sri Langka dan Timor Leste yang difasilitasi oleh Asian Disaster Preparedness Center (ADPC)”.
Foto : Sesi pertemuan
Ahmad Yadi, selaku Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Maja, yang juga ikut hadir mewakili Desa Maja menyatakan “Banyak hal pembelajaran yang bisa kita ambil, semua negara peduli dan sangat perhatian dengan upaya mengurangi dampak buruk bencana, hal ini penting untuk kita terapkan di desa-desa, terutama Desa Maja sendiri” ujarnya.
Dalam pengurangan risiko bencana ini banyak hal yang dibahas dan didiskusikan mulai dari kebijakan, keuangan, kolaborasi multipihak, termasuk keterlibatan kelompok rentan. Intinya dalam pengurangan risiko bencana tidak boleh ada yang tertinggal, “no one left behind”.
Foto: Perwakilan Indonesia dan Timor Leste