Bandar Lampung, 7 Mei 2025 – Upaya pelestarian lingkungan hidup yang melibatkan masyarakat lokal di Kabupaten Tanggamus mendapat apresiasi tinggi pada ajang Lampung CSR Award 2025, yang diselenggarakan bersamaan dengan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Lampung di Auditorium Bank Indonesia, Bandar Lampung.

Dalam ajang ini, PT Tirta Investama Tanggamus (AQUA Tanggamus) meraih penghargaan kategori Sosial dan Lingkungan, atas keberhasilannya menjalankan program perlindungan kehati dan konservasi lingkungan berbasis masyarakat. Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, kepada Radhitya Pratama, perwakilan CSR AQUA Tanggamus, yang hadir mewakili Plant Manager PT Tirta Investama Tanggamus.

Radhitya Pratama menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Lampung dan Forum CSR Lampung atas dukungan dan pengakuan terhadap upaya yang selama ini dijalankan. “Kami sangat menghargai kepercayaan ini. Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian sumber daya air dan lingkungan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam program perlindungan keanekaragaman hayati, masyarakat di Kecamatan Kota Agung Timur bersama Mitra Bentala mengelola Taman Kehati seluas 3,2 hektar dengan nama Taman Kehati Galih Batin yang kini berfungsi sebagai ruang edukasi, wisata alam, dan konservasi flora-fauna langka. Selain menjadi lokasi Sekolah Alam untuk anak-anak, taman ini juga menjadi tempat pelatihan pengelolaan ekowisata dan pengembangan inovasi pertanian ramah lingkungan, seperti pestisida nabati dan pupuk cair dari mikroorganisme lokal. Upaya perlindungan bunga Rafflesia arnoldii pun dilakukan bersama kelompok tani hutan setempat.

Di sisi lain, konservasi air berbasis masyarakat dilakukan melalui program Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) yang difokuskan di empat desa dampingan. Warga dilibatkan dalam kegiatan agroforestri, penanaman lebih dari 13.000 pohon, dan pembangunan 560 rorak sebagai solusi sederhana mencegah erosi dan limpasan air. Program ini juga memperkuat kapasitas petani melalui edukasi konservasi berbasis data spasial dan perhitungan karbon.

Ogja Ajitio, Koordinator Program Mitra Bentala, menegaskan, “Penghargaan ini adalah wujud keberhasilan masyarakat. Kami hanya memfasilitasi, tapi semangat, tenaga, dan kesadaran menjaga alam itu datang dari warga sendiri. Kolaborasi ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari komunitas.”

Sementara itu, Radhitya Pratama dari AQUA Tanggamus menambahkan, “Kami percaya pendekatan berbasis komunitas adalah kunci keberlanjutan. Keberhasilan ini adalah milik semua pihak yang telah bergandengan tangan menjaga sumber daya alam bersama.”

Dengan dukungan dan partisipasi lintas pihak, program konservasi di Tanggamus menjadi bukti bahwa pelestarian lingkungan bukan sekadar tanggung jawab pemerintah atau perusahaan, tetapi kekuatan kolektif yang lahir dari komunitas itu sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *