Gubernur Lampung Arinal Djunaidi prihatin dengan badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang terancam punah. Populasinya terus berkurang setiap tahun.
Karena itu, Gubernur Arinal kemudian menginisiasi pembangunan Suaka Rhino Sumatra di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Ini cakupannya lebih luas ketimbang Suaka Rhino Sumatra di Taman Nasional Way Kambas yang sudah dibangun sebelumnya.
Pembangunan suaka dan konservasi badak Lampung yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Lampung ini bekerjasama dengan Suaka Rhino Sumatra (SRS) serta Tambling Wildife Nature Conservation (TNWC).
“Sebelumnya kita sudah melestarikan badak Sumatra di Taman Nasional Way Kambas dan itu berhasil, maka akan kita kembangkan lebih luas lagi dengan melestarikan badak yang ada di TNBBS,” kata Arinal dalam jumpa pers di ruang kerjanya di Kantor Gubernur Lampung
Ini akibat pertambahan penduduk dan pemanfaatan kawasan hutan untuk lahan pertanian oleh sebagian penduduk.
Arinal berharap, pola suaka dan konservasi badak yang telah diterapkan di TNwK bisa diterapkan juga dalam Suaka Rhino Sumatra di TNBBS itu nantinya.
“Badak bisa hidup dengan aman, makan dengan baik, dan berkembang biak dengan sempurna,” ujarnya.
Arinal menargetkan pembangunan Suaka Rhino Sumatra di TNBBS ini selesai dalam lima bulan mendatang. Dan, untuk meresmikannya, Pemprov Lampung mengundang Presiden Jokowi.
Menurut Arinal, Lampung kaya akan potensi alam dan tidak semua provinsi memiliki badak, oleh karena itu pemerintah akan mempercepat pembangunan Suaka Rhino Sumatra tersebut.
Arinal berharap, pola suaka dan konservasi badak yang telah diterapkan di TNwK bisa diterapkan juga dalam Suaka Rhino Sumatra di TNBBS itu nantinya.
“Badak bisa hidup dengan aman, makan dengan baik, dan berkembang biak dengan sempurna,” ujarnya.
Arinal menargetkan pembangunan Suaka Rhino Sumatra di TNBBS ini selesai dalam lima bulan mendatang. Dan, untuk meresmikannya, Pemprov Lampung mengundang Presiden Jokowi.
Menurut Arinal, Lampung kaya akan potensi alam dan tidak semua provinsi memiliki badak, oleh karena itu pemerintah akan mempercepat pembangunan Suaka Rhino Sumatra tersebut.
Lampung Benteng Terakhir
Akan halnya suaka dan konservasi badak Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, pada Desember 2019 lalu Subakir yang menjabat Kepala Balai TNWK, mengungkapkan, TNWK di Lampung Timur adalah taman nasional yang paling banyak menyimpan badak Sumatra.
“Dari 80 ekor yang tersisa di hutan Sumatra, 40 di antaranya hidup di alam hutan Taman Nasional Way Kambas. Sisanya tersebar di sejumlah taman nasional di Pulau Sumatera,” kata Subakir.
Dari 40 ekor yang hidup di alam TNWK, kata Subakir, sebanyak 7 ekor berada di pusat penangkaran badak sumatera atau Suaka Rhino Sumatera TNWK, sedangkan 33 ekor hidup di alam Hutan Way Kambas.
“Hasil penelitian menunjukkan, di Sumatera ini hidup badak Sumatera sekitar 80 ekor, Sebanyak 80 itu terbagi di sejumlah taman nasional di Sumatera, dan paling banyak hidup di Taman Nasional Way Kambas,” katanya.
Gubernur Arinal pun berkomitmen untuk melindungi satwa tersebut dari kepunahan dengan menjadikan Lampung sebagai benteng terakhir melestarikan, melindungi, dan mengembangbiakkan badak Sumatra.
“Kita sudah membuktikannya dengan mampu mengembangbiakkannya di Way Kambas ini,” kata Arinal pada peringatan Hari Badak Sedunia dan peresmian Suaka Rhino Sumatra (SRS) II, di Suaka Rhino Sumatra Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, beberapa waktu lalu.
Gubernur juga meninjau dan melihat langsung badak bernama “Harapan” di kandang karantina di pintu koridor penghubung antara SRS I dan SRS II.(*)