Tanggamus, 17 September 2024 – Sebuah terobosan ramah lingkungan hadir di dunia pertanian! Kelompok Kehati bersama CSR Aqua Tanggamus, dan Mitra Bentala berhasil menciptakan pestisida nabati berbahan dasar pohon Bintaro (Carbera manghas). Kegiatan ini berlangsung dengan dampingan dari Ahli pupuk Organik Mas Toyo (Joko Pitoyo) ketua Forum Penyuluh Pertanian Lampung dan Mas Fajar BPP Kota Agung Timur. dilaksanakandi Taman Kehati Galih Batin, Pekon Teba, dengan semangat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia yang berisiko bagi lingkungan.
Dalam kegiatan ini, sebanyak 10 liter pestisida nabati berhasil diproduksi dan dikemas dalam 20 botol ukuran 500 ml. Pestisida ini kemudian diuji coba di lapangan dan didistribusikan kepada petani lokal. Upaya ini bertujuan untuk memperkenalkan praktik budidaya organik yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Manfaat Luas untuk Petani dan Masyarakat
Penerapan pestisida nabati dari Bintaro memberikan dampak positif bagi banyak pihak:
- Petani lokal: Sebanyak tujuh petani dari Kelompok Kehati dan beberapa petani lain di sekitar wilayah mendapatkan manfaat langsung dengan menerima pestisida nabati untuk digunakan di lahan mereka.
- Masyarakat luas: Lebih dari 50 orang, termasuk keluarga petani dan warga sekitar, akan merasakan dampak jangka panjang melalui lingkungan yang lebih sehat, tanah yang lebih subur, dan berkurangnya paparan bahan kimia berbahaya.
Dari Alam untuk Alam: Inspirasi di Balik Inovasi
Pohon Bintaro yang dikenal karena buahnya yang beracun ternyata menyimpan potensi besar sebagai pestisida alami. Dengan dukungan dari CSR AQUA Tanggamus penyuluh pertanian dan Mitra Bentala, ide ini berkembang menjadi solusi nyata bagi pertanian yang lebih hijau. Konsentrasi penggunaan pestisida nabati ini cukup rendah, yaitu 1-4 cc per liter air, menjadikannya pilihan yang aman dan efektif.
Dampak Positif terhadap Lingkungan dan Ekonomi
Penggunaan pestisida Bintaro memiliki beberapa keunggulan utama:
- Lingkungan lebih sehat: Senyawa alami dari Bintaro mampu mengendalikan hama tanpa meninggalkan residu berbahaya di tanah atau air.
- Ketahanan ekosistem: Dengan mengurangi penggunaan pestisida sintetis, biodiversitas tetap terjaga dan risiko pencemaran air tanah berkurang.
- Efisiensi ekonomi: Petani tidak perlu lagi membeli pestisida kimia mahal, sehingga dapat menghemat pengeluaran. Selain itu, produk ini memiliki potensi komersial yang bisa menambah pemasukan bagi petani.
- Peningkatan kesadaran: Program ini juga menjadi edukasi bagi petani tentang pentingnya praktik pertanian berkelanjutan dan dampaknya terhadap kesehatan serta lingkungan.
Masa Depan Pertanian Organik
Dengan inovasi ini, Kelompok Kehati dan para mitra berharap semakin banyak petani yang beralih ke metode pertanian organik yang lebih aman dan ramah lingkungan. Pestisida nabati dari Bintaro bukan sekadar solusi jangka pendek, tetapi langkah besar menuju pertanian berkelanjutan yang menguntungkan semua pihak.
Bersama kita hijaukan pertanian, demi masa depan yang lebih sehat dan lestari!