Kondisi sanitasi di sekolah mempunyai pengaruh terhadap kondisi belajar dan psikologi siswa. Namun, kondisi ini ternyata belum banyak diketahui, bahkan oleh pihak sekolah.
Paparan ini disampaikan Direktur Mitra Bentala, Mashabi saat pembukaan learning event Sanitasi Sekolah Tingkat Provinsi Lampung yang diprakarsai oleh SNV Indonesia bekerja sama dengan Mitra Bentala di Hotel Marcopolo, Kamis (22/8/2019). Pada acara yang dihadiri juga oleh perwakilan sejumlah sekolah di Lampung itu, Mashabi mengungkapkan, masih banyak yang belum tahu bahwa kondisi sanitasi sekolah memiliki dampak yang signifikan dalam perkembangan belajar anak didik. “Selama ini masih banyak yang belum tahu hubungan antara sanitasi dengan perkembangan daya belajar siswa,” kata Mashabi.
Salah Satu contoh sekolah dasar yang telah menerapkan sanitasi adalah SDN Titiwangi Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan.
Gerakan Seribu Rupiah pada tahun 2017 yang digagas Kepala SDN Titiwangi Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, membuat sekolah ini memiliki sarana sanitasi yang sehat.
Sebelumnya, tidak ada sarana semacam itu di sekolah. Imbasnya, warga setempat juga terinspirasi membuat sarana sanitasi sehat.
Misrianto, Kepala Sekolah, mengatakan, gerakan itu digagas karena prihatin banyak warga dan anak sekolah buang hajat di sembarang tempat. Perilaku demikian sudah lama membudaya.
Dengan inisiatifnya, Misrianto kemudian menginisiasi gerakan itu sehingga terkumpullah uang untuk membangun sarana sanitasi sehat.
Demikian disampaikan Misrianto dalam Learning Event bertajuk sanitasi sehat gelaran Mitra Bentala didukung SNV di Hotel Marcopolo.
Misrianto yang diminta menjadi narasumber sesi kedua mengatakan, kini di sekolahnya sudah ada 7 sarana sanitasi sehat berupa jamban. Ini jumlah yang banyak jika dibandingkan dua tahun lalu yang belum memadai sarana sanitasi sehatnya. “Sekarang gerakan itu kami ganti dengan gerakan infak. Sama saja sebetulnya, hanya kalau infak kami mendekatkan program ini dengan nilai agama,” kata dia di hadapan peserta yang kebanyakan utusan sekolah beberapa kabupaten/kota di Lampung.
Misrianto menuturkan, awalnya karena warga BAB di sembarang tempat, termasuk balong ikan, orang malas membeli ikan produksi daerah Titiwangi. Namun, dengan adanya jamban, pembeli yakin dengan produksi ikan daerah ini. “Dulu kan orang takut beli karena menyangka ikannya dikasih pakan kotoran manusia. Karena kami sudah ada jamban sehat, ya orang paham kalau ikan di balong pakannya bukan kotoran manusia,” tutupnya.
Learning Event Sanitasi sendiri diisi sejumlah narasumber. Mereka antara lain Reza Hendrawan dari UNICEF, Sumarsih dari Dinas Pendidikan Lampung, dan Agus Setyo Widodo dari Dinas Kesehatan Lampung.
Menurut Mashabi, bagaimana bisa belajar dengan baik jika kondisi sanitasi buruk dan tidak laik. Jika santasi di sekolah buruk, siswa menjadi tidak nyaman dan bisa menjadi penyebab penyebaran penyakit seperti diare. “Untuk itu, pihak sekolah harus tahu mengenai hal ini. Ada hubungannya antara sanitasi dengan kondisi belajar mengajar,” katanya pada acara bertajuk Wujudkan Lingkungan Sekolah yang Kondusif Melalui Sanitasi Sekolah yang Sehat dan Aman tersebut.
Ada cerita unik yang menggambarkan kondisi sanitasi di sekolah di Lampung. Seorang anak pejabat di kabupaten takut untuk buang air di sekolah.
Cerita itu disampaikan Koordinator Stichting Nederlanse Vrijwilliger (SNV) Development Organization Indonesia, Bambang Pujiatmoko ketika memberikan sambutan learning event Santiasi Sekolah Tingkat Provinsi Lampung di Hotel Marcopolo, Kamis (22/8/2019). Bambang menceritakan, kisah itu dia ketahui saat berbincang dengan seorang pejabat di salah satu kabupaten di Provinsi Lampung. Anak pejabat itu tidak mau sarapan lantaran takut jika kebelet buang air besar di toilet sekolah. “Putra pejabat itu tidak mau sarapan. Saat ditanya, jawabannya takut kebelet buang air besar. Dia tidak mau buang air besar di sekolah,” kata Bambang.
Cerita itu sedikit banyak memberikan gambaran mengenai kondisi sanitasi di sekolah. Padahal, katanya, Pemerintah Provinsi Lampung sudah mencanangkan sebagai provinsi yang layak anak 2019 ini.