Mitrabentala.or.id – Mitra Bentala menyelenggarakan pelatihan Manajemen Risiko Bencana untuk CSO (Civil Society Organization) yang dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2024 di DeGreen Hotel Bandar Lampung.
Pelatihan Manajemen Risiko Bencana ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang manajemen risiko bencana bagi Civil Society Organization (CSO) di Provinsi Lampung.
Hal ini agar CSO dapat berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Acara pelatihan ini dihadiri oleh 25 orang peserta dari berbagai CSO di wilayah Lampung dan juga dihadiri oleh Forum Pengurangan Risiki Bencana (FPRB) Provinsi Lampung.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh BPBD Provinsi Lampung, menurut Kalaksa BPBD Lampung yang diwakilkan oleh Bapak Joni Toyib, selaku Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, saat ini Lampung termasuk kategori baik dalam penanganan bencana. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin membaiknya Indek Risiko Bencana yang berada pada angka 3.32/Tahun. Meski demikian, kerjasama dan dukungan para pihak, termasuk para penggiat lingkungan (CSO) sangat dibutukan demi lampung yang minim dari risiko bencana.
Julian Arinaldi, Analis Kebijakan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, turut serta sebagai narasumber utama dalam acara tersebut.
Materi yang disampaikan meliputi kondisi umum berbagai bencana yang terjadi baik di Lampung maupun secara umum di Indonesia. Berbagai aspek seperti geologis, astronomis, dan demografis yang menjadi penyebab munculnya bencana.
Arinaldi juga membahas kerangka kerja penyelenggaraan penanggulangan bencana, yang mencakup tahap pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.
Hal yang terpenting adalah tindakan pra bencana untuk mencegah dan mengurangi risiko bencana, serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidaksetaraan sosial, dan kurangnya akses terhadap layanan dasar juga memperparah kerentanan masyarakat terhadap bencana.
Dalam pelatihan tersebut, konsep Pentahelix juga dijelaskan oleh Arinaldi, yang menyoroti peran penting lima sektor utama: pemerintah, akademisi, industri, masyarakat sipil, dan media.
Pentingnya kolaborasi antara kelima sektor tersebut dalam upaya penanggulangan bencana yang efektif, termasuk pelibatan masyarakat atau komunitas.
Prinsip dasar Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK), yang menempatkan masyarakat sebagai subjek utama dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengurangi risiko bencana di lingkungan mereka sendiri.
Rizani selaku Direktur Eksekutif Mitra Bentala mengharapkan agar peserta pelatihan dapat menerapkan prinsip-prinsip PRBBK dalam upaya pengurangan risiko bencana di masyarakat yang selama ini menjadi wilayah kerja CSO.