Mitra Bentala-Pesisir Lampung Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini disebabkan oleh lokasinya yang strategis namun sekaligus berisiko tinggi secara geologis. Wilayah ini berada di dekat pertemuan dua lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dan bertumbukan dengan Lempeng Eurasia. Interaksi kedua lempeng ini menciptakan Zona Subduksi Sunda, salah satu zona subduksi paling aktif di dunia.
Zona ini tidak hanya menjadi sumber gempa tektonik, tetapi juga sering kali menghasilkan gempa bawah laut yang berpotensi memicu tsunami. Selain itu, Lampung Selatan berbatasan langsung dengan Palung Sunda, sebuah cekungan laut dalam di Samudra Hindia yang merupakan bagian penting dari sistem subduksi tersebut. Ketika terjadi gempa besar di sepanjang palung ini, energi yang dilepaskan di dasar laut dapat menyebabkan gelombang tsunami yang dahsyat, terutama bagi wilayah pesisir.
Warga masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan simulasi bencana
Berdasarkan hal tersebut Mitra Bentala mengajak Destana Desa Kelawi lakukan Simulasi Gempa Bumi Berpotensi Tsunami. Kegiatan dilakukan pada 21 November 2024 di Dusun Minang Rua, Desa Kelawi. Peserta dalam kegiatan hampir mencapai 200 orang dari Warga Dusun Minang Rua, Dinas Sosial, BPBD Lampung Selatan, Markas PMI Lampung Selatan, Puskesmas Bakauheni, Dinas Damkar Lampung Selatan, Kecamatan Bakauheni, Babinkamtibmas, Babinsa, Media, Paluma Nusantara, FPRB Desa Kelawi, FPRB Desa Canti, dan FPRB Desa Kelawi.
Simulasi bencana Gempa Bumi dan Tsunami dilakukan untuk membantu masyarakat memahami dengan jelas apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai langkah preventif untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana yang dapat datang secara tak terduga. Melalui simulasi ini, masyarakat tidak hanya dilatih tentang cara bertindak dalam keadaan darurat, tetapi juga diberi pemahaman tentang pentingnya struktur bangunan yang aman dan jalur evakuasi yang jelas. Dengan mengenali titik-titik aman dan rute evakuasi, masyarakat dapat bergerak cepat menuju tempat yang lebih aman tanpa membuang waktu untuk mencari jalan keluar. Lebih dari itu, simulasi bencana membantu memperkuat kesadaran kolektif masyarakat tentang bahaya yang mengintai dan pentingnya persiapan sebelum bencana terjadi.
Camat Bakauheni Furqonnuddin, pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kegiatan tanggap dan sigap yang di laksanakan oleh Destana pada simulasi penyelamatan warga masyarakat dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana alam yang apabila terjadi secara tiba-tiba di luar prediksi.
Camat Bakauheni Furqonnuddin menyampaikan “Hal yang harus dilakukan ketika terjadi bencana adalah jangan sampai panik, lakukan evakuasi secara mandiri seandainya terjadi bencana alam seperti yang dilakukan pada simulasi hari ini. Sedikit banyaknya dengan dilakukan simulasi ini masyarakat sudah memahami langkah langkah yang harus dilakukan”
Penyerahan alat bantu evakuasi
Bapak Bahtiar Ibrahim selaku Kepala Desa Kelawi menyampaikan bahwa “Kegiatan simulasi bencana membantu mengingatkan warga bahwa kita berada di zona yang terancam bencana, sehingga mereka harus waspada setiap saat karena bencana tidak dapat diprediksi kapan akan datang”.