MITRABENTALA.or.id – Mitra Bentala menggelar Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim bagi Civil Society Organization (CSO). Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Penguatan Kemitraan untuk Ketahanan Komunitas di Indonesia dan Timor-Leste (SPRINT)” yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
Pelatihan ini berlangsung di Hotel Horison Lampung, pada Senin 29 April 2024 pukul 08.30 WIB dihadiri oleh berbagai perwakilan CSO, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya dengan jumlah peserta sebanyak 25 orang.
Rizani, S.P., selaku Direktur Mitra Bentala menyampaikan akan pentingnya peserta untuk memahami korelasi antara iklim dan bencana dan bagaimana peran CSO dalam mendorong komunitas mengantisipasi perubahan iklim yang sangat ekstrim.
Bapak Joni T. SH., MH., selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung menyampaikan beberapa poin hubungan antara perubahan iklim dan kebencanaan di Provinsi Lampung.
Ada 14 potensi ancaman bencana yang meningkat secara signifikan, dengan bencana prioritas antara lain gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk melalui pendekatan Hexahelix dan Pentahelix.
BPBD berharap agar kegiatan pelatihan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan menjadikan Lampung lebih tangguh terhadap bencana serta lebih maju. Juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dengan baik guna mencapai tujuan bersama dalam penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Narasumber dalam pelatihan ini adalah Prof. Dr. Ir. Christine Wulandari, M.P., yang merupakan seorang Guru Besar Kehutanan Universitas Lampung yang juga memiliki kapasitas dalam iklim menjelaskan konsep adaptasi perubahan iklim melalui kebijakan Nationally Determined Contribution (NDC) dan National Adaptation Plan (NAP). Serta bagaimana strategi, perencanaan aksi, dan kontribusi CSO terhadap upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Pada sesi sharing knowledge perwakilan peserta memberikan gambaran program atau kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan adaptasi dan mitigasi untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim seperti, pengelolaan sampah, konservasi lahan dan penanaman mangrove.
Peserta juga menyampaikan pentingnya teknologi, kolaborasi antara CSO dan pemerintah, termasuk mendorong lebih banyak inisiatif di tingkat komunitas untuk meningkatkan ketahanan dan mengurangi kerentanan dampak perubahan iklim.