Program pemerintah tentang Cuci Tangan Pakai Sabun sudah ada sejak lama. Hal ini juga yang mendorong setiap sekolah harus memiliki sarana tempat mencuci tangan yang dimaksudkan agar dapat diakses peserta didik untuk membiasakan hidup bersih. Perilaku hidup bersih dan sehat bisa dilaksanakan jika didukung oleh sarana dan prasarana.
Tangan merupakan salah satu media tempat masuknya kuman penyakit, beberapa penyakit yang dapat menular melalui tangan antara lain diare, influenza, thypoid, ISPA, cacingan dan flu burung. Dengan mencuci tangan pakai sabun secara tepat, maka dapat mengurangi resiko terkena penyakit diare sebesar 42-47%. Setiap tahun sebanyak 1,7 juta anak di dunia meninggal karena diare.
Perilaku Cuci tangan pakai sabun (CTPS) Merupakan salah satu indikator perilaku hidup bersih (PHBS) pada beberapa tatanan diantaranya Rumah Tangga, Sekolah, Fasilitas Kesehatan dan Tempat-Tempat Kerja serta Tempat Umum. Hal ini berarti perilaku CTPS menjadi indikator PHBS yg sangat penting.
Penerapan CTPS lebih di fokuskan di sekolah-sekolah melalui program UKS dan terbanyak pada sekolah tingkat dasar (SD). Hal ini karena tingkat kesadaran masyarakat untuk cuci tangan pakai sabun rata-rata baru mencapai 12% ditahun 2014 (kemenkesRI).
Sementara itu, tantangan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mencuci tangan yang benar adalah kurang didukungnya sarana penunjang, yakni tempat mencuci tangan terutama di setiap sekolah. Adapun, beberapa sekolah sudah memiliki tempat mencuci tangan, seperti salah satu sekolah dasar negeri di bandar lampung. Namun masih ada juga beberapa sekolah di provinsi lampung yang belum memiliki sarana cuci tangan di sekolah.