MitraBentala.or.id- Polusi plastik merupakan masalah global yang mengancam ekosistem baik hutan maupun laut. Polusi sampah juga memiliki dampak besar bagi kehidupan di bumi karena dapat mencemari air dan tanah, mengancam kehidupan satwa liar dan menyumbangkan 80% sampah ke laut. Diperkirakan ada 11 juta ton sampah plastik yang bocor ke laut setiap tahun dan jika tidak ada tindakan kolektif yang mendesak, pada tahun 2050 akan ada lebih banyak sampah plastik daripada ikan di laut.
Berangkat dari masalah yang ada, pada tahun 2018 World Economic Forum (WEF) membentuk The Global Plastic Action Partnership (GPAP) untuk mengatasi tantangan global akan polusi plastik. Proyek ini adalah kemitraan publik-swasta yang menyatukan pemerintah, perusahaan sektor swasta dan masyarakat sipil untuk mempercepat tindakan konkret secara nasional maupun global, melalui pengembangan National Plastic Action Partnerships (NPAP).
GPAP menawarkan The Biodiversity Small Funds untuk memberikan peluang pendanaan yang mendukung proyek-proyek yang berdampak di lapangan. Dengan dukungan Pemerintah Kanada, inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan organisasi nirlaba lokal dan inisiatif masyarakat dalam mengatasi tantangan ganda polusi plastik dan hilangnya keanekaragaman hayati. Pendanaan ini secara khusus berfokus pada delapan negara antara lain Filipina, Indonesia, Nigeria, Zambia, Kolombia, Peru, Ekuador, dan Kosta Rika.
Mitra Bentala Indonesia, sebagai organisasi non-pemerintah (NGO) yang berfokus pada lingkungan, manjadi salah satu NGO yang memperoleh The Biodiversity Small Funds oleh GPAP. Tantangan utama yang ingin diatasi adalah tumpukan sampah di muara Sungai Belau yang ada di sekitar Pulau Pasaran, Bandar Lampung. Berdasarkan data dari GoTo Impact, timbulan sampah di Pulau Pasaran mencapai sekitar 149.000 kg per tahun, dengan 64% diantaranya berupa residu plastik dan sekitar 2.864 kg sampah menumpuk setiap minggunya. Jika tidak ditangani secara segera, dampak negatif ini akan semakin besar, mengancam mata pencaharian nelayan, kesehatan masyarakat, dan kelestarian lingkungan.
Mitra Bentala Indonesia percaya, diperlukan adanya solusi berkelanjutan seperti peningkatan sistem pengelolaan sampah, edukasi masyarakat, serta kolaborasi antara pemerintah, NGO, dan komunitas lokal untuk menjaga kebersihan muara sungai dan wilayah pesisir. Dengan kolaborasi antar masyarakat, pemerintah dan mekanisme yang memadai diharapkan dapat mengurangi dampak dari pencemaran polusi plastik yang terjadi di Pulau Pasaran.