Refleksi Program Taman Kehati Galih Batin sebagai Upaya Perlindungan Keanekaragaman Hayati

Tanggamus, 2023 – Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Galih Batin menjadi pusat perhatian dalam kegiatan refleksi yang melibatkan berbagai pihak guna meninjau perkembangan dan efektivitas program perlindungan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan di area Taman Kehati Galih Batin dengan dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, perwakilan AQUA Tanggamus, organisasi Mitra Bentala, serta kelompok masyarakat setempat.

Kedatangan Tim DLH Provinsi Lampung di Taman Kehati Galih Batin Tanggamus

Kegiatan dan Partisipasi Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Kepala Pabrik TIV Tanggamus, Agung Nugroho, yang kemudian dilanjutkan dengan tur eksplorasi kawasan taman yang dipandu oleh Lukman dan Ogja Ajitio. Peserta diajak untuk meninjau berbagai aspek taman, termasuk area konservasi, sebelum mengikuti sesi diskusi di shelter konservasi.

Sebagai bentuk kontribusi terhadap penghijauan, para peserta melakukan penanaman pohon dan tagging barcode database online. Beberapa tokoh yang turut serta dalam penanaman ini antara lain Dwi Tyastuti dari DLH Provinsi Lampung yang menanam pohon alpukat varietas Ratu, serta Agung Nugroho yang menanam pohon durian. Selain itu, peserta lainnya juga menanam berbagai jenis pohon di kawasan taman.

Inovasi MOLATI sebagai Terobosan Konservasi Dalam perjalanan eksplorasi, peserta mengunjungi shelter composting dan diperkenalkan dengan inovasi unggulan dari Taman Kehati Galih Batin, yaitu MOLATI (Microorganism Lokal Hayati). MOLATI merupakan pupuk organik yang dibuat dari bahan organik dan vegetasi taman kehati. Produk ini telah berhasil mengkulturkan delapan spesies mikroba yang berfungsi sebagai agen hayati dan pembenah tanah. Manfaat MOLATI meliputi peningkatan kesuburan tanah, pengurangan ketergantungan pada pupuk kimia, serta potensi pengembangan sebagai produk bernilai ekonomi bagi masyarakat.

Menurut Afifah dari DLH Tanggamus, inovasi MOLATI sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut, baik sebagai produk turunan maupun sebagai alat peningkatan ekonomi masyarakat sekitar taman. Ia juga menyarankan agar dilakukan uji coba MOLATI di lahan pertanian masyarakat sebagai bagian dari proyek percontohan (demplot).

Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Pengembangan Dalam sesi diskusi yang dipimpin oleh Dwi Tyastuti dari DLH Provinsi Lampung, ditemukan bahwa Taman Kehati Galih Batin telah memenuhi standar konservasi dengan tujuh jenis tanaman langka yang dilestarikan serta tutupan lahan yang memenuhi indeks keanekaragaman hayati. Keunggulan taman ini juga terletak pada keberadaan mata air terlindungi yang dimanfaatkan sebagai sumber air pemipaan bagi masyarakat.

Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, antara lain keamanan area taman yang masih lemah, kurangnya atraksi edukatif di kawasan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH), dan pemanfaatan lahan yang belum optimal. Untuk mengatasi permasalahan ini, sejumlah solusi dan rekomendasi disampaikan, termasuk:

  • Penyusunan SOP kerja bagi pengelola taman.
  • Kerja sama dengan pemerintah daerah untuk optimalisasi ekowisata desa.
  • Pengembangan atraksi mikro hidro untuk pemanfaatan aliran mata air sebagai sarana edukasi konservasi.
  • Penyediaan fasilitas ibadah seperti mushola.
  • Pembangunan jalan setapak guna meningkatkan aksesibilitas di dalam taman.

Dengan adanya refleksi ini, diharapkan Taman Kehati Galih Batin semakin berkembang sebagai pusat konservasi dan edukasi keanekaragaman hayati yang berkelanjutan serta memberikan manfaat ekologis dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − one =